Kau Yang Disana

Posted by Unknown Senin, 04 Maret 2013 0 komentar
Terdiam..
Termenung..
Hanyut dalam sunyi

Alunan gemerisik dedaunan
Bersahutan jatuh ke pangkuanku
Hangatkan jemariku yg kaku diguyur malam
Adakah ia iba padaku
Dan tanya aku kenapa?
Karna ku diguncang prahara
penantian yg suntuk untukmu

Kau yg disana
Rasa ingin terbang menjemputmu
Ingin kujambak rambutmu
dan kuikat di leherku
Kutarik tubuhmu menempel pelukku
Kan kuremas jemarimu gerayangi wajahku
Kan kutabuh dinding dadamu hingga gempar sesakkan nafasmu

Sungguh dasyatnya rinduku
menggelegar tembus di rusuk igaku
Sembunyi di belakang jantungku
Bersemayam berselimutkan laraku
Dibawa kabut tak terhitung waktu

Hadirmu..
Bagai mimpiku yg berlalu
Bayangmu..
Cepat nian hilang tiada nyata
Diadu rasa tak berdaya
Sulit kuraih karna ku tak biasa

Duhai dirimu..
Sungguh aku tak sanggup
Tahan gejolak hasratku
Yang kurus terhimpit luka
Selaksa laraku hanyut dalam airmata
Tersapu buih keringatku
Yang kian letih menantimu
Di ujung sendu

Tapi kuharus yakin tiada ragu
Dalam penantian panjangku
Aku pasti meraih bahagia tiada tara denganmu
Kan kukumpulkan benih-benih sabarku
Kan kusemai dalam doa dan harapanku
Kan kugenggam asa dalam cita cintaku
Mesikipun ku tiada pernah tau
Kapan waktu itu kan hadir sepenuhnya
Hanya untukku dan untukmu..
.
by. Rahma Rara.

Baca Selengkapnya ....

Misteri Gunung Rajabasa

Posted by Unknown 0 komentar
Lampung Selatan memiliki Gunung Rajabasa, satu dari gunung tinggi di Indonesia. Belantaranya sudah sejak lama sering dipakai para pendaki menguji fisik dan nyali mereka. Hari Minggu, 27 Desember kemarin, saya bersama beberapa kawan pencinta alam, mendaki gunung yang menyimpan banyak misteri ini.
Kami berangkat dari Sumur Kumbang, desa di kaki Gunung Rajabasa. Kampung ini berjarak 5 kilometer dari Kalianda, ibukota Lampung Selatan dan dihuni warga suku Sunda.
Untuk mencapai puncak dibutuhkan waktu pendakian 6 sampai 8 jam dan melewati 4 pos peristirahatan. Selama mendaki hingga Pos 1, dijumpai banyak mata air. Para pendaki selalu memakai air itu untuk bekal berkemah. Airnya jernih dan bersih, bisa langsung diminum tanpa terlebih dulu direbus.
Mata-mata air itu selama ini menjadi sumber air bersih bagi warga yang tinggal di kaki Gunung Rajabasa. Sebagai kawasan lindung, Gunung Rajabasa punya banyak fungsi ekologi. Di antaranya pengatur tata air, penstabil iklim, pencegah banjir, pengendali erosi, dan penjaga kesuburan tanah.
Jasa lingkungan itu dinikmati warga 4 kecamatan dan 39 desa di Kabupaten Lampung Selatan. Karena itu, kerusakan hutan lindung seluas 4.900 hektare ini pasti berdampak buruk bagi mereka. Berbagai bencana alam dan kemiskinan merupakan ancaman yang sewaktu-waktu hadir.
Mata air jernih di Pos 1, sumber kehidupan warga di kaki Gunung Rajabasa
Mata air jernih di Pos 1, sumber kehidupan warga di kaki Gunung Rajabasa
Sebelum mencapai Pos 1, pendaki disarankan berziarah ke makam Syeh Mansyur, yang dikeramatkan. Tokoh dari Sunda ini perintis lahirnya Desa Sumur Kumbang. Selain diminta berziarah ke makam itu, sesepuh desa juga mewanti-wanti pendaki agar tidak menebang pohon.
Jalan kaki dari Desa Sumur Kumbang ke Pos 1 memakan waktu sekitar 3 jam. Di kiri kanan jalur pendakian terdapat kebun cokelat, kopi, lada, dan durian, milik warga.
Orang yang belum pernah mendaki ke puncak Gunung Rajabasa, jangan coba-coba naik tanpa dipandu warga di sana. Sebab, risiko tersesat sangat besar. Jangan terjebak untuk terus naik mengikuti trek. Di sini banyak jalan yang biasa dilalui warga untuk menuju gubuk di kebun mereka.
Salah memilih jalur, maka akan terjebak di jalur buntu sehingga pendaki harus balik lagi. Selain menghabiskan waktu dan tenaga, peluang tersesat juga besar sekali.
Sampai di Pos 1, kami membersihkan diri di mata air yang jernih, memasak dan makan siang di sini. Stamina harus dipulihkan setelah berjalan kaki 3 jam karena medan selanjutnya makin berat. Di sini udara belum terlalu dingin karena ketinggiannya baru mencapai 549 mdpl.
Menuju Pos 4, vegetasi makin rapat
Menuju Pos 4, vegetasi makin rapat
Menuju Pos 2 jalur cukup jelas. Tetapi trekingnya kian terjal. Banyak jalur yang tertutup batu-batu besar dan pohon tumbang. Kebun warga sudah tidak ada di sini. Semuanya vegetasi hutan yang rapat.
Dua jam berjalan, kami sampai di Pos 2. Ia berupa dataran yang cukup untuk mendirikan dua tenda buat berkemah. Di sini kami kembali beristirahat, melemaskan otot paha dan betis. Tak lupa memeriksa tubuh kalau-kalau ada pacet menempel. Maklum, Gunung Rajabasa memang dikenal sebagai gudangnya binatang kecil pengisap darah itu.
Beristirahat sekitar 10 menit, kami melanjutkan perjalanan ke Pos 3 yang membutuhkan waktu sekitar satu jam. Jarak dari Pos 2 ke Pos 3 sesungguhnya pendek, tetapi medannya makin berat. Jalur benar-benar tertutup rapat oleh vegetasi.
Di sini udara makin dingin. Maklum saja, ketinggian sudah hampir mencapai 1.000 mdpl. Pohon-pohon semuanya berlumut karena udaranya lembab akibat sinar matahari sulit menembus tajuk-tajuk pohon yang menutup rapat.
Jurang di sisi kanan dan kiri membuat pendaki wajib ekstra hati-hati kalau mau selamat. Sementara jalurnya sempit, hanya cukup untuk pijakan kaki. Tanahnya mudah runtuh.  Kamipun beberapa kali mesti melompati batang kayu tua dan licin yang roboh merintangi jalur.
Kawah Gunung Rajabasa, bekas letusan yang tak diketahui kapan erupsi itu terjadi
Kawah Gunung Rajabasa, bekas letusan yang tak diketahui kapan erupsi itu terjadi
Sampai Pos 3, kami kembali beristirahat lima menit untuk melemaskan otot. Setelah berjalan kaki sekitar 6 jam 30 menit, paru-paru dan jantung memang sudah bisa berkompromi. Tetapi paha dan betis tentu tidak bisa terus dipaksa.
Merasa cukup segar, kami meneruskan perjalanan ke Pos 4, butuh waktu sekitar satu jam. Tetapi, lagi-lagi, jalurnya makin berat. Kami mesti melalui trek di bibir kawah. Tidak ada benda kering di sepanjang perjalanan menuju Pos 4. Tanah, batu, dan pohon, semuanya basah karena udara yang lembab.
Sampai Pos 4, perasaan gembira hadir mengganti fisik yang lelah bukan main akibat berjalan kaki hampir 8 jam. Jarak ke puncak sudah dekat, sekitar 20 meter lagi. Tetapi beristirahat tetap dibutuhkan. Sebab, meskipun jarak sudah dekat, untuk naik ke puncak treknya curam dengan kemiringan hampir 90 derajat.
Persis pukul 18.00 WIB, sampailah kami ke puncak Gunung Rajabasa. Sesuai GPS (global positioning system) yang kami bawa, ketinggian di sini tercatat 1.294 mdpl. Dari sini, bisa terlihat pemandangan dua sisi pantai. Sedangkan dua sisi lainnya tampak pepohonan yang lebat dan angker.
Puncak ini tidak terlalu luas, hanya berupa dataran rumput memanjang, cukup untuk dipasang 3 tenda.  Tetapi kami tidak berkemah di sini, melainkan di kawah Gunung Rajabasa. Di sana kawan-kawan yang lebih dulu tiba, sudah mendirikan tenda.
Delapan pendaki berdiri dan duduk di Batu Cukup, padahal semalam di atas batu itu tidur 20 orang!
Delapan pendaki berdiri dan duduk di Batu Cukup, padahal semalam di atas batu itu tidur 20 orang!
Maka, malam itu juga kami menuruni lembah untuk mencapai kawah. Berbekal lampu senter dan tali, kami menuju kawah. Jalur yang licin semakin sulit didaki lantaran gelap.
Kawah selebar 500 x 700 meter ini berupa danau berawa yang menjadi bukti Gunung Rajabasa pernah meletus. Tetapi sampai sekarang tidak ada yang tahu persis kapan erupsi itu terjadi. Ada yang melaporkan aktivitas gunung api ini meningkat pada bulan April 1863 dan Mei 1892.
Di kawah ini terdapat sebuah batu besar berbentuk persegi empat dengan luas sekitar 2 x 2 meter. Orang-orang menyebutnya Batu Cukup. Disebut demikian karena sebanyak apapun orang duduk di atasnya, selalu cukup.
Keunikan batu tersebut sudah saya buktikan. Malam itu, saya dan 20 teman tidur di atas batu itu. Esok paginya saya heran, kok batu sebesar ini bisa untuk tidur 20 orang. Padahal, untuk duduk-duduk delapan orang saja sudah pas-pasan. Wallahualam bissawab!
Sumber : kompas.com/kompasiana/penulis : Firman seponada

Baca Selengkapnya ....

Beginilah Cara Kerja Mesin Pencari Google

Posted by Unknown 2 komentar
Google baru saja meluncurkan sebuah situs baru yang dinamakan "How Search Works". Melalui situs ini, pengguna dapat mengetahui betapa rumitnya proses kerja dari layanan pencarian Google Search.

Dalam situs tersebut, pengguna dapat menemukan berbagai grafik dan juga animasi yang menarik. Melalui animasi ini, Google berhasil menjelaskan proses pencarian dengan cara yang sangat mudah untuk dipahami.

Secara garis besar, ada tiga langkah yang dilakukan oleh sistem pencarian Google. Ketiga langkah tersebut adalah Crawling & Indexing, Algoritma, dan Fighting Spam.

Sistem Google akan memulai proses pencarian dengan mencari kata yang diinginkan oleh pengguna ke sekitar 30 triliun halaman situs yang ada di dunia maya.

Setelah selesai mencari, kata-kata tersebut akan dibuatkan indeks. Saat proses indexing selesai dikerjakan, proses algoritma super-rumit akan mulai bekerja memilah-milah konten mana yang diprediksi paling sesuai dan akhirnya sistem akan menampilkan hasilnya kepada pengguna.


Hebatnya, semua proses pencarian tersebut dilakukan dengan waktu supercepat, yaitu sekitar 1/8 detik saja.

Google
Selain proses tersebut, Google juga menghadirkan beberapa slide yang mengungkapkan bagaimana sistem mampu melawan situs berisikan spam atau pesan sampah. Dalam slide ini, Google membeberkan cara mereka menghapus dan bagaimana cara mereka bertarung dengan spam.

Ingin tahu secara detail bagaimana Google Search bekerja? Simak tautan berikut ini untuk menemukan jawabannya.
sumber : kompas.com

Baca Selengkapnya ....

Aplikasi untuk Bikin Video Harlem Shake

Posted by Unknown Minggu, 03 Maret 2013 0 komentar
Con los teroritas. Do the Harlem Shake! Bagi Anda yang gemar menghabiskan waktu di YouTube, tentu tahu lirik lagu di atas. Itu adalah lirik lagu yang membuat banyak orang di dunia membuat video Harlem Shake.

Secara viral, video berdurasi 30 detik ini membanjiri situs berbagi video YouTube. Bagi Anda yang tertarik membuat video Harlem Shake, kini bisa dengan mudah merekam lewat ponsel pintar.

Ada beberapa aplikasi yang akan membantu. Di Android, Anda bisa memakai Harlem Shake Creator Lite untuk versi gratis dan Harlem Shake Creator Pro untuk versi berbayar 1 dollar AS. Sementara untuk perangkat iOS ada The Harlem Shake.

Aplikasi tersebut akan membimbing untuk bikin video goyang Harlem. Ciri khas video Harlem Shake adalah, detik 1 sampai 15 diisi dengan aksi joget sendirian. Lalu detik 15 sampai selesai diisi dengan aksi joget rama-ramai.

Setelah video Anda selesai, Anda bisa langsung mengunggahnya ke YouTube langsung dari aplikasi. Selamat mencoba!
sumber : kompas

Baca Selengkapnya ....

Akuilah Cinta

Posted by Unknown Sabtu, 02 Maret 2013 0 komentar
Kita tahu
kita percaya
bahwa rasa itu tumbuh sekian lama
dan bernaung di dalam hati
menunggu detik agar mewujudkanya
menjadi kata, kalimat, lalu suara

Aku tak peduli
bila ruang harus menyekat cinta
dan aku mencoba menyeru kepada detik
agar temukan kita di ujung hari

Aku tidak peduli meski dibulan tak berbulan sekalipun
ruang masih saja menyekat cinta
dan aku masih saja mencoba menyeru kepada detik
agar temukan kita di serambi taman surga

Aku tak peduli
bila langit menggulung mendungnya
dan menghujam bumi dengan ribuan bintik
lalu laut mengamuk menyapu karang yang tegar
tanah terkuak menenggelamkan harapan-harapan besar
dan akhirnya tuhan menyeru kepada malaikat maut
untuk bertebaran menyayat ribuan jiwa

Selelah apapun mataku mencari wujudmu
selelah apapun telinga meraba udara mencari suaramu
selelah apapun kaki berjalan, mengukir jejak mengejar bayangmu
apapun yang kau lakukan
bagaimanapun kau menolaknya
cinta akan tetap berada disana
menunggumu mengakui keberadaannya
kau dan aku tahu itu

Kita begitu berbeda dalam semua
kecuali dalam cinta

Baca Selengkapnya ....

Mari Mengenali Tentang Cathinone atau Kembang Khat

Posted by Unknown Jumat, 01 Maret 2013 0 komentar
Cathinone (S-alpha-aminopropophenone) adalah nama bahan aktif berwujud kristal yang bisa diekstrak dari tumbuhan asli Afrika yang bernama Latin Catha edulis dengan sinonim Catha forskalii, Catha glauca, Celestrus edulis, dan Methyscophyllum glaucum. Tumbuhan ini memiliki banyak nama lokal, diantaranya menggambarkan asal kata dari mana nama Latinnya dibuat yaitu: cat, catha, ciat, khat, kaad, dan kafta.

Menariknya, tumbuhan ini juga memiliki beberapa julukan yang menggambarkan nilai ekonomi tumbuhan yang tersebar luas di Afrika Timur hingga kawasan Selatan Semenanjung Arabia tersebut, seperti: Abyssinian tea, African salad, African tea, Arabian tea, Bushman,s tea, dan Somali tea.

Karena bernilai ekonomi tinggi itu maka di beberapa negeri Afrika seperti Kenya, Malawi, Uganda, Tanzania, Congo, Rhodesia, Afrika Selatan, dan beberapa negeri Arab menjadikan Catha edulis sebagai tanaman budidaya.

Specimen segar tanaman ini bahkan diekspor hingga ke berbagai kota Amerika Serikat seperti: New York, Los Angeles, Dallas, Boston dan Detroit. Di Amerika tanaman Khat yang sudah dikemas anti layu biasa dijual di restoran, bar, dan toko kelontong yang bisa melayani imigran asal Afrika Timur dan Yaman Penggunaan kata “tea” untuk julukan tumbuhan ini (African tea, Arabian tea, Bushman,s tea, dan Somali tea) jelas mengindikasikan bahwa tumbuhan ini adalah tumbuhan yang biasa dijadikan bahan pencampur minuman.

Di Yaman, misalnya, bunga Catha edulis sudah dijadikan bahan minum penyegar jauh sebelum kopi dikenal. Di negeri yang terletak di selatan semenanjung Arab itu tumbuhan Khat dijuluki sebagai the flower of paradise.

Tidak sulit menduga mengapa Catha edulis dijuluki flower of paradise (bunga surga). Tumbuhan ini sudah lama diketahui bisa menimbulkan halusinasi bila dikonsumsi. Dalam keadaan terhalusinasi seseorang bisa merasakan beragam sensasi yang sulit dideskripsikan, melampaui ruang dan waktu. Wajarlah bila kemudian yang bersangkutan (pemakai) merasa berada di surga.

Pengalaman terhalusinasi itulah agaknya yang menjadikan orang-orang primitive beranggapan bahwa sesuatu (tanaman Khat) yang bisa membawa mereka “menembus” ruang dan waktu itu sebagai sesuatu yang sakral. Klaim itu pulalah agaknya yang mendorong Klaus Trenary menyebut Catha edulis sebagai Sacred Plant of the Ancient Egyptians.

Sebelum sampai ke tahap terhalusasi, cathinone bisa menimbulkan eksitasi (bergairah), bersemangat, bertenaga, bugar, dan riang. Sensasi inilah tampaknya yang diburu oleh para konsumen minuman Teh Arab ini di daerah asalnya, dan para pemakai kristal cathinone di mancanegara, termasuk di Indonesia.
Karena khat mengandung senyawa ephedrinelike [Amfetamin]. Rupanya itu untuk menghasilkan eksitasi, menghalau tidur, dan meningkatkan komunikasi. Itu digunakan sebagai stimulan untuk menghilangkan rasa lapar dan kelelahan.

Penduduk asli sana mengunyah tunas muda dan daun segar Catha edulis (Celastrus Edulis). Ini adalah semak besar yang dapat tumbuh menjadi pohon
ukuran besar. Ini berasal di Ethiopia dan menyebar sampai penggunaannya hingga Kenya, Malawi, Uganda, Tanzania, Saudi, Kongo, Zimbabwe dan Zambia, dan Afrika Selatan. Khat digunakan di Yaman bahkan sebelum kopi dan itu sangat populer.

Khat mengandung Katin (d-norisoephedrine), cathidine, dan cathinine. Katin juga merupakan salah satu alkaloid yang ditemukan di Ephedra vulgaris. Sekarang beruntung, mungkin, khat yang juga sangat kaya akan asam askorbat.

Pada hewan, khat mampu meningkatkan eksitasi dan aktivitas motorik. Di manusia, itu adalah stimulan yang menghasilkan perasaan peninggian, perasaan yang dibebaskan dari ruang dan waktu. Ini dapat menghasilkan rasa senang ekstrim, tertawa, dan akhirnya semicoma. Ini juga mungkin merupakan euphorient dan digunakan secara kronis dapat menyebabkan bentuk tremens delirium.

Galkin dan Mironychev (1964) melaporkan bahwa hingga 80% dari populasi orang dewasa dari khat penggunaan Yaman. Setelah mengunyah khat pertama, efek awal adalah menyenangkan dan termasuk pusing, kelelahan, takikardia, dan kadang-kadang nyeri epigastrium. Perasaan secara bertahap lebih menyenangkan diganti tersebut perdana gejala. Subyek memiliki perasaan kebahagiaan, kejelasan berpikir, dan menjadi gembira dan terlalu energik.

Kadang-kadang Khat diproduksi depresi, mengantuk, dan kemudian tidur nyenyak. Pengguna kronis cenderung gembira terus. Dalam kasus yang jarang menjadi subyek agresif dan terlalu girang. Galkin dan rekannya mengamati 51 subyek yang telah diambil khat. Dari jumlah tersebut, 27 menjadi bersemangat, 18 menjadi mengantuk, dan 6 tetap tidak berubah. Tingkat pernapasan dan denyut nadi Tingkat dipercepat dan tekanan darah cenderung meningkat. Itu subjek juga mengalami penurunan kapasitas fungsional kardiovaskular sistem.

Daun Khat segar merah-coklat dan mengkilap, tapi menjadi kuning-hijau dan kasar dengan bertambahnya usia mereka. Mereka juga memancarkan bau yang kuat. Yang paling Bagian favorit dari daun tunas muda di dekat bagian atas tanaman. Namun, daun dan batang pada bagian tengah dan bawah juga biasa digunakan.

Bahaya kesehatan Khat adalah menyebabkan sembelit yang parah. Pengguna kronis sering dalam keadaan konstan euforia waspada, tapi kadang-kadang bisa menjadi gelisah dan agresif. Ada laporan berdasar penggunaan tinggi Khat menyebabkan kanker. Persentase yang tinggi dari tanin hadir dalam daun dapat berkontribusi pada risiko kanker mulut dan saluran pencernaan jika digunakan secara teratur. Dalam kasus yang jarang menelan Khat dapat menyebabkan depresi atau kelesuan dan tidur nyenyak. Penggunaan berlebihan Khat selama jangka waktu yang telah diketahui menyebabkan dorongan seks menurun pada laki-laki.
Apakah anda masih ingin mencoba….???
Sumber: ceritamu.com

Baca Selengkapnya ....

Akhirnya Google Maps Update Kota Kalianda

Posted by Unknown 0 komentar
Setelah sekian lama sahabat blogger menunggu tampilan google maps kota Kalianda agar tampak jelas dan tidak tertutup kabut, akhirnya di tahun 2013 ini, google maps mengupdate tampilan kota kalianda dan sekitarnya sehingga atap-atap rumah dan landsccape keindahaan kota kalianda tampak lebih jelas meski sebagian wilayah barat yang meliputi komplek perkantoran pemda lampung selatan dan pantai pesisir masih terkesan blur, mudah-mudahan google maps dalam waktu dekat ini kembali menyempurnakannya. Berikut view google maps kota kalianda :
Lihat Peta Lebih Besar

Baca Selengkapnya ....
Ricky Pratama's Blog support EvaFashionStore.Com - Original design by Bamz | Copyright of ROSORASA.